Nisazet.com || Kebakaran Hutan di Kalimantan Selatan – Darurat asap, asap, asap begitulah kiranya beberapa sosial media di Kalimantan selatan Khususnya Banjarmasin membicarakannya tentang kebakaran hutan dan lahan ini.
Sekolah yang tadinya bisa tatap muka, beberapa faktanya harus segera di online kan karena memang jarang pandang dan juga penglihatan sangat berpengaruh. Bukan hanya itu, penyakit batuk pilek juga menyerang orang dewasa dan anak-anak, tidak jarang dari mereka yang sakit terkena penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebanyak 189.111. Data ini diambil dari dinas kesehatan dari januari – agustus 2023.
Bahkan setiap harinya, lalu lalang bunyi sirine sudah menjadi hal biasa, di mana para pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang ada di lahan dan hutan, dengan semangat dan juga pantang mundur untuk menghentikan kabut yang terjadi di wilayahnya.
Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Selatan, Setiap Tahun Selalu Terjadi
Contents
Mengingat pulau kalimantan adalah sebagai paru-paru dunia, karena banyak hutan yang masih asri dalam berperan mengikat co2, ini sudah tidak berlaku dikarenakan begitu banyak hutan yang habis dibakar ketika musim kemarau.
Untuk luas kebakaran hutan di Kalimantan Selatan Mencapai 24.588.89 ha, data ini didapat dari pengukuran satelit dan juga berdasarkan dari BPBD Kalsel. Pasti yang menjadi pertanyaan kenapa bisa sebanyak itu? Karena beberapa tanah yang ada di Kalimantan Selatan masih menggunakan tanah gambut, untuk memadamkan api yang ada tidak hanya disiram, karena api yang dihasilkan akan menyimpan ke bawah, untuk itu perlu penanganan ekstra untuk mematikan api tersebut.
Dampak Perubahan Iklim yang Banyak diRasakan
Semenjak kabut asap menjadi-jadi, jarak pandang seala kadarnya, bahkan ketika aku memutuskan mengantar keponakan yang rumahnya di Kabupaten seperti melewati jalan yang ada di film horor silent hill dengan kota yang sepi. Bermodalkan penglihatan seadanya, akhirnya sampai di tujuan, itupun sepanjang jalan kenangan, kiri dan kanan nya api dari bekas bakaran lahan.
Hal ini, selalu terjadi setiap tahun, ketika musim kemarau kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan selatan menjadi hal yang tidak tabu. Apakah ini salah dari pemerintah setempat? atau keinginan pribadi dengan membuka lahan secara gratis tanpa harus keluar uang? we never know~
Memasuki, musim hujan di beberapa daerah sering banjir, bukan hanya genangan air di jalan raya, tetapi air sungai yang meluap dengan kondisi yang tidak terbendung lagi, mengakibatkan banjir di daerah hulu atas.
Begitulah kiranya perubahan iklim yang aku rasakan beberapa tahun terakhir. Setiap musim yang terjadi, ada saja selalu dampak dari olah tangan yang tidak bertanggung jawab. Bukan hanya itu saja, beberapa dampak perubahan iklim yang dirasakan oleh tumbuhan dan hewan sekitar juga terkena imbasnya.
Bahkan mirisnya, ketika aku melihat secara langsung bagaimana beberapa ekor monyet berlarian karena hutan yang menjadi rumah tempat tinggal dan mencari makan, dilahap oleh si jago merah yang menyala-nyala tanpa ampun membabat hutan dan lahan.
Begitu seriusnya dampak dari perubahan iklim yang dirasakan setiap harinya, bukan cuma aku sendiri yang merasakan teman-teman yang diluar pulau kalimantan juga pasti merasakan cuaca yang memiliki panas diatas rata-rata, ada yang 35 derajat, 36, sampai bisa menembus angka di 40 derajat itu bagaimana ceritanya. Pastinya ketika selesai mandi masih tetap gerah, kipas angin di putaran tercepat juga tidak berpengaruh.
“Nah, sadarkah kalian, sebenarnya perubahan iklim yang dirasakan setiap hari itulah dampak dari perubahan iklim yang terjadi di bumi tercinta,, memang tidak instan, tetapi nyatanya lambat laun akan terjadi kerusakan secara signifikan”
Langkah Nyata Untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Nyatanya pemerintah dan masyarakat sekitar juga sudah berupaya semaksimal mungkin, untuk mengatasi kabut yang terjadi setiap harinya dengan menggunakan garam untuk memancing air hujan. Untungnya cara ini berhasil dikarenakan beberapa titik hujan di Banjarmasin sudah mulai merata.
Untuk mengatasi perubahan iklim, tentunya harus peran dari diri sendiri dan orang-orang sekitar, serta para aparat dan juga pemerintah untuk sama-sama mengesampingkan kepentingan pribadi. Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim diantaranya :
Pengelolaan Sampah yang Baik
Sampah rumah tangga memang menjadi penyumbang terbanyak dalam perubahan iklim, sisa makanan yang tidak habis dan juga kantong plastik yang digunakan setiap kali transaksi di pasar atau minimarket modern akan menjadi gunungan yang apabila dikumpulkan setiap harinya tanpa ada pengelolaan yang baik. Untuk itu, sebisa mungkin bisa-bisa memilah sampah.
Misalkan, sisa makanan ketika membuat sayur, cangkang telur dijadikan kompos, pembuatan eco enzym dan pastinya banyak hal yang bisa dikembalikan ke alam dengan tidak merusak.
lakukan langkah untuk tidak terlalu menggunakan kantong plastik, misalkan membawa tas dari rumah ketika ingin belanja, membawa wadah terlebih dahulu, selalu terapkan 3R (Recycle, Reduce, Reuse)
Hemat Energi
Penggunaan energi yang berlebihan, tentunya akan berakibat menjadi pemanasan global yang mengakibatkan efek rumah kaca. Bagaimana bisa kita menghemat energi? Yaitu menggunakan sesuai dengan keperluan dan kebutuhan. Contoh sederhana, matikan dan cabut alat elektronik yang tidak digunakan.
Sekarang juga pemerintah sudah mulai menerapkan untuk kendaraan yang berbasis tenaga listrik, untuk menghindari penggunaan bbm secara berlebihan.
Konservasi Hutan dan Lahan Basah
Ini langkah yang harus dikerjakan, dari semua kalangan. Karena seperti kita ketahui manfaat hutan sangat banyak, apalagi mengingat ketika Kalimantan Selatan, setiap tahun selalu menjadi berita teratas tentang kebakaran hutan. Untuk itu langkah yang bisa diambil diantaranya :
Mencegah deforestasi : Melindungi hutan hujan, dan hutan lainnya dari penebangan secara ilegal. Sebisa mungkin ketika mereka menbang hutan secara besar-besaran tetapi tidak mengantongi izin, sebaiknya dihukum seberat-beratnya. Tujuannya agar ada efek jera terhadap penebang yang lain.
Restorasi lahan : Merestorasi lahan yang telah rusak, dengan menanam kembali. Walaupun perlu puluhan tahun untuk hidup kembali, setidaknya ada usaha untuk tetap menjaga hutan.
Menjadi bagian #TeamUpForImpact
Menjadi anak muda yang cerdas, dan peduli terhadap isu lingkungan adalah langkah yang keren bisa kalian ambil loh temans, apalagi sekarang semuanya serba canggih dengan teknologi yang tersedia. Ambilah peran sebagai anak muda yang peduli terhadap lingkungan dengan dimulai dari diri sendiri, kemudian hal positif ini tentunya bakalan lambat-laun diikuti banyak orang.
Sebagai #Muda Mudi Bumi ada banyak langkah yang bisa kita lakukan untuk tetap menjaga dari meningkatnya perubahan iklim yang marak terjadi belakangan ini. Walaupun sifatnya kecil, secara konsisten maka juga akan berdampak kok buat bumi, jangan sampai meninggalkan hal yang tidak enak, untuk anak cucu kita. Ingat, sampah dengan segala permasalah iklim terjadi saat ini bukan warisan untuk anak cucu kita.
Mari #Bersama Bergerak Berdaya #UntukmuBumiku, tenang saja, anak-anak milenial sekarang pada jago lah dalam hal penanganan perubahan iklim, mereka sudah mulai peduli dan juga mau terjun langsung terhadap isu lingkungan lohh.
Jangan sampai kita terlambat menyadari, apalagi bukti nyata perubahan iklim yang terjadi di kalimantan selatan sudah banyak mengorbankan lahan. Stop merusak hutan, yang keren ini bagaimana tetap merawatnya yaa.
Salam Sugar
Sumber :
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/10/03/karhutla-di-kalsel-tahun-ini-terburuk-dalam-tiga-tahun-terakhir
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/13/akibat-karhutla-ispa-kalimantan-selatan-capai-189-ribu-kasus-per-september-2023